Keberlanjutan, Kolaborasi dan Inovasi: Jelang Munas IAI 2024
Manado 22-25 Oktober 2024
Tanpa terasa hari ini Senin ini, 12 Agustus 2024 adalah 1020 hari sejak Munas Bali tahun 2021 yang lalu. Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) telah menjalani berbagai dinamika termasuk era pasca Covid19 dimana modifikasi program diperlukan dalam menjalan roda organisasi.
Keberlanjutan, Kolaborasi dan Inovasi merupakan semangat utama Pengurus Nasional dan Pengurus Provinsi dalam mengemban amanat mengelola organisasi ini, seperti disampaikan pada malam Penghargaan IAI 2021 kala itu, dengan penekanan pada Kekuatan IAI melalui keberlanjutan program, menuntaskan program yang sedang berjalan, memulai program-program strategis organisasi yang inovatif, dengan mempersiapkan tongkat estafet keberlanjutannya untuk 2-3 periode kedepan kepada Pengurus selanjutnya, sesuai Garis Besar Kebijakan Organisasi (GBKO).
Strategi Lembaga Pendukung Keprofesian
Dalam langkah-langkah awal, IAI Provinsi didorong untuk lebih giat dan hadir secara Nasional, dimulai dengan menyepakati provinsi-provinsi terluar sebagai penyelenggara Rapat Kerja Nasional (Rakernas Aceh 2022, Rakernas Papua 2023, serta Munas Manado 2024], sebagai semangat untuk berkolaborasi bersama Pengurus Provinsi untuk siap melaksanakan kegiatan berskala nasional.
Pasca Undang-Undang No.6 Tahun 2017 Tentang Arsitek, dibalik berkah positif yang diterima oleh Arsitek Indonesia, Pekerjaan Besar yang menjadi prioritas untuk segera dituntaskan adalah Status Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA) dalam kegiatan Jasa Konstruksi. Hal ini tentu bukan pekerjaan mudah karena selain harus mencermati aturan-aturan Pemerintah turunannya, tinjauan terhadap Undang-Undang lain yang saling berkaitan dan berpengaruh terhadap Jasa Konstruksi (UU No.2/2017 tentang Jasa Konstruksi, UU No.12/2012 tentang Pendidikan Tinggi, UU No.13/2011 tentang Ketenagakerjaan, UU No.9/2015 tentang Pemerintahan Daerah, dan UU No.7/2017 tentang Perdagangan) pun akan terdampak.
Menyikapi kondisi diatas, beberapa strategi pun telah disusun oleh Pengurus Nasional IAI, diantaranya melalui Pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), dimana lembaga ini memiliki fungsi sentral dalam penetapan standar kompetensi profesi sebagaimana diamanatkan melalui UU 6/2017, dan berpeluang juga untuk menyusun dan mengampu SKKNI Level 7 kebawah hingga penerbitan Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) nya. Dalam jangka menengah, LSP ini dipersiapkan untuk dapat dikelola Bersama IAI Provinsi dalam penerbitan SKK Level 6-7, yang merupakan bagian piramida terbesar lulusan Pendidikan Tinggi Arsitektur di Indonesia.
Menuju ke pembentukan LSP ini, IAI perlu menghidupkan kembali Yayasan sebagai induk yang menaungi berbagai unit usaha dibawahnya. Yayasan yang telah dirintis sejak 1996 oleh Kepengurusan Nasional kala itu dibawah Ar. Suntana Jatnika, dengan nama Yayasan Kesejahteraan Arsitek Indonesia (YKAI). Reaktivasi dan pembentukan YKAI dilakukan pada 11 April 2022, sebagai lembaga induk penggalangan dana (fund raising) IAI yang diprogram untuk mendukung proses Modernisasi Operasional IAI, diantaranya LSP, Lembaga Penerbitan/Publikasi IAI, serta IAI Academy. Pembina dan Pengurus Yayasan dalam masa transisi (sebelum beroperasi secara penuh) terdiri dari Pengurus Nasional (PN), Majelis Kehormatan Nasional (MKN) dan Majelis Organisasi (MO) secara Ex Officio.
Proses pembentukan LSP yang telah berlangsung sejak Maret 2022, ditetapkan pada 5 Juni 2022 dengan nama PT. Sertifikasi Arsitek Indonesia (SARSI), dengan Komisaris yang terdiri juga dari unsur Pengurus Nasional (PN), Majelis Kehormatan Nasional (MKN), dan Majelis Organisasi (MO) secara Ex Officio, serta Direksi dari unsur Pengurus Nasional dan Provinsi secara professional. Setelah berproses selama sekurangnya 2 tahun, melalui berbagai lobby-lobby intensif kepada seluruh stakeholders, Kementerian dan Lembaga, pada tanggal 19 Juli 2024 lalu LSP SARSI telah lolos proses Full Witness dengan catatan minor. Dengan demikian saat ini tinggal menunggu aktivasi pada sistem LPJK dan akan diterbitkan SKK pertama. Skema pengembangan layanan LSP SARSI direncanakan setidaknya dalam 2 Periode Kepengurusan (6 tahun) hingga dapat memenuhi semua jenjang SKKNI, dan bidang-bidang lain yang termasuk dalam lingkup Pekerjaan Arsitektural. Target Periode Pertama adalah Penerbitan SKK Level 6,7,8 dan 9 secara massif, dengan fokus pada penerbitan Level 8-9 sebagai bagian dari kebijakan terukur untuk Kelengkapan STRA dalam masa transisi.
Dengan terbentuknya Dewan Arsitek Indonesia (DAI) sebagai amanat UU 6/2017 pula yang mengampu proses penerbitan STRA, maka secara jangka pendek pembentukan LSP inipun akan mengisi transisi kebutuhan percepatan penerbitan SKK Level 8-9 (sebagai pemenuhan amanat UU 2/2017) khususnya bagi anggota yang banyak terlibat dalam proyek-proyek pemerintah. Bagi yang bergerak di sektor swasta, tentunya syarat STRA pun cukup untuk menjawab kebutuhan pasar, hal yang juga secara simultan diperjuangkan IAI bersama DAI melalui lembaga-lembaga negara.
Dalam periode 2021-2024 ini telah dilaksanakan lebih dari 60 kali pertemuan sebagai upaya sosialisasi dan diplomasi IAI bersama DAI, dengan berbagai Kementerian dan Lembaga, antara lain Kementerian PUPR (Direktorat Cipta Karya dan Bina Konstruksi), Kementerian Perdagangan, LPJK, BNSP, LKPP hingga melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan DPR-RI sehubungan kedudukan STRA, dan masih dalam proses penyelesaian.
Program Digitalisasi Data Keanggotaan
Dengan pertumbuhan anggota secara konsisten hingga 9% (sekitar 3000 orang) per tahun, dalam 1 dekade kedepan anggota IAI dapat menembus 60.000, suatu bilangan yang tidak mungkin dikelola secara konvensional. Karenanya, sejak November 2021 PN IAI merasakan perlunya percepatan proses Digitalisasi Data Keanggotaan melalui skema penataan Satu Data IAI yang berbasis hybrid server, secara konvensional dan cloud server. Badan Infrastruktur IAI pun menjadikan memodernisasi website IAI sebagai pusat layanan keanggotaan, pusat informasi kalender kegiatan dan PKB, termasuk diantaranya pembaharuan linkage dengan IAI Interaktif, sebagai sarana komunikasi aktif langsung kepada anggota melalui kanal WhatsApp.
Digitalisasi data base keanggotaan pada 3 tahun pertama ini telah merampungkan beberapa hal diantaranya:
1. Platform Data Profile berisi Data Diri, Iuran, PKE, PKA, Media Sosial, Portofolio, Data Pendidikan dan PPAr;
2. Database Keprofesian berisi Data Sertifikasi SKA-SKK, STRA, Lisensi dan data KUM/PKB;
3. Content Management System (CMS) Terintegrasi yang mengakomodasi PermenPUPR No.12 agar dapat diakses melalui CMS IAI Provinsi (terkait Kegiatan berjalan, Kegiatan Terlambat, Kegiatan Lampau);
4. Updating website termasuk sinkronisasi Berita & Kalender Kegiatan antara Nasional dan Provinsi, Direktori IAI;
5. Kesiapan Integrasi Web Satudata secara Nasional dengan Provinsi; Laman Web dan CMS IAI Provinsi yang membutuhkan dapat terkoneksi dengan SatuData IAI, (Pendaftaran dan produksi Plang Nama Arsitek); Fitur pilihan Update Data di SatuData IAI memungkinkan anggota untuk memilih data mana yang akan diinput sebagai data personal.
6. Sinkronisasi Data DAI-IAI melalui satu tombol pada portal DAI.
Yang masih dalam proses penyempurnaan antara lain Pendaftaran Anggota Terpusat, Jurnal IAI sebagai kolaborasi Bersama Badan Pengkajian IAI, Kalkulator KUM, Kalkulator Fee / Imbal jasa ( yang masih menunggu revisi AD/ART), serta Sinkronisasi dengan website IAI Provinsi secara menyeluruh.
Akademi Pendidikan Keprofesian
Dalam mendukung percepatan operasional Program Profesi Arsitek (PPAr), per Agustus 2024 telah dilaksanakan 88 buah Nota Kesepahaman (MoU) antara PN IAI dengan Perguruan Tinggi Arsitektur (11 buah diantaranya telah beroperasi). Bersamaan dengan itu, menunggu proses penerbitan pertama SKK, LSP SARSI pun telah melaksanakan Roadshow dan menandatangani Perjanjian Kerjasama (MoA) dengan sejumlah Perguruan tinggi Arsitektur (mengacu pada MoU antara IAI Nasional dengan Perguruan Tinggi), untuk Penerbitan SKK level 6 dan 7 yang merupakan piramida terbesar dari pelaku industri konstruksi khususnya Arsitek.
Dalam jangka menengah, IAI akan membentuk IAI Academy, sebagai pelengkap pembinaan keprofesian secara terstuktur, terjadwal dan terukur. Di masa mendatang keberadaan IAI Academy ini akan bekerjasama juga dengan Perguruan Tinggi Arsitektur untuk menggenapi kompetensi yang dibutuhkan. Sebagai langkah awal, PN IAI merintis Advanced Architectural Professional Development Course (AAPDC) yang merupakan cikal bakal pembentukan IAI Academy, yang dipersiapkan untuk meningkatkan basis kompetensi Arsitek Indonesia.
Perlu digarisbawahi keberadaan AAPDC ini tidak akan bersaing dengan kegiatan PKA yang ada di provinsi. Substansi dari AAPDC adalah pilihan pendalaman sebagai pendidikan lanjutan (advanced) yang bisa diambil oleh anggota secara nasional sebagai bagian dari pemerataan pendidikan keprofesian. Dan karenanya AAPDC tidak menjadi syarat dasar pemenuhan kompetensi arsitek seperti halnya PKA. Secara penyelenggaraan, AAPDC pun dijadwalkan secara online setiap hari Selasa- Kamis setiap minggunya diluar jadwal umum kegiatan provinsi. Saat ini AAPDC juga sedang mempersiapkan system online yang akan tayang pada kanal YouTube dan sosmed lain, dengan rencana jangka panjang dapat diakses melalui platform kursus digital berbasis aplikasi.
Sampai dengan saat ini AAPDC telah memiliki 208 Silabus untuk 208 Modul Training, antara lain materi utama sehubungan dengan Regulasi Bangunan Gedung, Tipologi Bangunan Gedung, Konservasi Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya, Metodologi Perancangan , Bangunan Gedung Hijau (BGH), dan materi lainnya. Selama kurun 2022-2024 ini pun telah dilaksanakan 80 modul secara online dengan diikuti lebih dari 2.000 peserta. Tahap selanjutnya adalah melembagakan AAPDC ini pada IAI Academy, yang akan beroperasi dibawah Yayasan (YKAI).
Selain dalam bentuk program terstruktur seperti AAPDC, saat ini IAI juga telah memiliki Lembaga Penerbitan resmi mandiri ber-ISBN (International Standard Book Number), yang dipersiapkan untuk menerbitkan Jurnal dan penerbitan-penerbitan resmi lainnya. Sejauh ini Lembaga Penerbitan IAI telah menerbitkan 3 Buku:
1. Panduan Rancangan Integrasi Sistem Bangunan Tinggi untuk Arsitek (cetakan pertama Juli 2022);
2. Rancangan Rumah Tangguh Tanggap Bencana (bekerjasama dengan IAI Jabar/ Yahintara, edisi pertama April 2023);
3. Buku Saku pembangunan Rumah Tangguh (Mei 2022);
Dan beberapa diantaranya dalam tahap penyelesaian yakni: Istana Melayu (Badan Pelestarian IAI), Panduan Rancangan Rumah Harapan (Rumah Ramah TBC) dalam koordinasi dengan Badan Pengabdian Profesi IAI Nasional.
ARCH:ID
Sebagai bagian dari peran IAI mensosialisasikan profesi secara luas kepada masyarakat dan seluruh shareholder dunia konstruksi, baik dalam lingkup nasional, regional, maupun internasional, acara terkait Festival Arsitektur pun digagas. Pertama kali digagas dan dilaksanakan pada masa Kepengurusan (alm.) Ar. Ahmad Djuhara, IAI (2020) secara sederhana namun telah memikat banyak perhatian dunia arsitektur di Indonesia. Dengan menggandeng mitra organizer bernama PT. Citra Inovasi Strategis (CIS) Exhibition, IAI mulai menyelenggarakan ARCH:ID sebagai bagian dari Agenda Tahunan.
Penyelenggaraan ARCH:ID Ke-2 yang sempat terkendala pandemi hingga harus mundur ke Juli 2022, dengan pengelolaan langsung dibawah Ketua Umum kepada para Kurator. Melalui proses evaluasi dan monitoring terhadap model bisnis yang dikembangkan bersama CIS, pada periode 2021-2024 inipun pengelolaan ARCH:ID diubah menjadi dibawah seorang Direktur Program, dengan fokus pada pengembangan bisnis pameran, perdagangan B2B, Konferensi, serta Workshop inklusif dalam kurun waktu yang tidak terganggu oleh proses peralihan Kepengurusan IAI secara Nasional. Seorang Direktur Program bertanggung jawab kepada Ketua Umum, yang bertugas mengelola ARCH:ID beserta seluruh kegiatannya bersama mitra Organizer selama masa tugas 3 tahun (ditetapkan saat tahun kedua masa Kepengurusan PN IAI), serta berhak menunjuk Kurator dan membentuk Kepanitiaan kerja independen, dengan tetap berkoordinasi dengan Kesekjenan IAI. Dengan strategi ini maka bidang Kemitraan / Sponsorship pun menjadi bagian yang dikelola, yang akan menjadi cikal bakal pendekatan Kemitraan mendatang yang lebih sustainable, tanpa berpotensi melanggar etika profesi. Skema Kemitraan menjadi bagian penting yang perlu dikelola secara terintegrasi satu pintu melalui mitra Organizer terpilih, dengan pengambil arah kebijakan dari PN IAI.
Perkembangan signifikan dari perubahan model bisnis ARCH:ID inipun mulai membuahkan hasil positif, dengan pertumbuhan positif sejak penyelenggaraan ARCH:ID pertama di tahun 2020 dengan keuntungan bersih hanya 2%, lalu di 2022 sebesar 3%, menjadi berturut-turut 5% dan 8% di penyelenggaraan Keempat di bulan Maret 2024 lalu. Sebagai catatan, dalam 2 penyelenggaraan terakhir inipun, IAI bisa menarik Dana Operasional sekitar 2.5% dari total pendapatan kotor, yang sebelumnya tidak ada. Dana ini kemudian yang menjadi motor operasional Kepanitiaan IAI dalam ARCH:ID, diluar pendapatan bersih bagi organisasi. Pola pengembangan ARCH:ID akan diteruskan berbasis inovasi kreatif dan kemitraan mutualisme, hingga di Mei 2025 mendatang ditargetkan adanya peningkatan pengunjung secara signifikan (>25.000), mitra brand yang terlibat (>250 buah), hingga inklusifitas pengunjung umum (>10%), maupun pemasukan bersih bagi IAI (>10% dari revenue).
Selain program terkait Pameran Arsitektur dan Bahan Bangunan, ARCH:ID juga membuka Konferensi internasional yang membahas aspek Perkotaan (dalam skala makro) dan aspek Arsitektur (dalam aspek mikro). Dengan mengundang berbagai ahli dengan latar belakang berbeda, Konferensi ini juga menjadi bagian dari posisi IAI sebagai mitra pemerintah maupun masyarakat dunia konstruksi dalam memberi masukan (insight) terkait keilmuan arsitektur dan engineering. Saat ini ARCH:ID pun telah masuk dalam agenda kalender kegiatan Bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), selain tentunya juga tetap menjalin hubungan erat bersama Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, Kementerian ESDM, serta Perindustrian.
Dengan menggandeng mitra Organizer yang memiliki Aliansi Event regional (ArchiDex di Malaysia, ASA Forum di Thailand, ArchiFest di Singapore, Conex di Philipina, serta TBS Taiwan), ARCH:ID juga memiliki posisi sentral dalam pameran berskala regional/internasional dengan agenda rutin bersama lintas negara.
Hubungan Internasional
Dalam skala internasional, IAI selain memiliki agenda rutin dalam Aliansi Bersama 4 Negara (4 Nations Meeting: Singapura, Thailand dan Malaysia) setiap penyelenggaraan event tahunan masing-masing asosiasi, pada November 2022 IAI telah menjadi anggota dari Eastern Regional Organization for Planning and Human Settlements (EAROPH) ,dan pada Mei 2023 IAI pun resmi mejadi anggota Asia Pacific Economic Council (APEC) Architect setelah 24 tahun menunggu. Keanggotaan pada dua organisasi ini semakin membuka peluang jejaring yang lebih luas untuk IAI.
Dalam kesempatan lain, pada tanggal 25-29 Juli 2023, atas Prakarsa IMC (Indonesian Monitoring Committee] Asean Architect, IAI dengan dukungan dari IAI Sulawesi Selatan (sebagai host), dan DAI (sebagai Professional Regulatory Authority) telah menyelenggarakan ASEAN ARCHITECT CONGRESS ke IV. Kegiatan yang sangat monumental ini dihadiri oleh arsitek-arsitek perwakilan dari negara-negara ASEAN, dan dihadiri langsung oleh Basuki Hadi Mulyono (Menteri PUPR RI) dan Zulkifli Hasan (Menteri Perdagangan RI). Pada kesempatan tersebut sekaligus dilaksanakan Pengukuhan Anggota DAI sebagai pengganti (Alm.)Ar. Karnaya, IAI yaitu Ir. Imam Ernawi, sekaligus penyerahan SK Pengangkatan seluruh anggota DAI dari Kementrian PUPR.
Kelompok Kerja (Pokja) dan Hubungan Antar Lembaga
Dalam periode 2021-2024, telah dibentuk 6 Pokja guna menuntaskan beberapa agenda yang belum selesai pada periode lalu, serta kebutuhan peninjauan atas aturan-aturan terkait yang perlu diperbaharui. Keenam Pokja tersebut antara lain:
1. Pokja Kewilayahan
2. Pokja Kemitraan
3. Pokja AD/ART
4. Pokja Tinjaun Buku Kode Etik dan Kaidah Tatalaku Arsitek
5. Pokja Remunerasi
6. Pokja Pedoman Sayembara dan Penghargaan.
Empat buah Pokja telah menyelesaikan tugasnya, sedangkan Pokja AD/ART dan Pokja Pedoman Sayembara dan Penghargaan saat ini masih dalam proses finalisasi draft aturannya.
Selain kegiatan yang bersifat internal, IAI juga membina hubungan Antar Lembaga diantaranya saat membentuk Kesepakatan 3 Pihak (Bersama APTARI dan DAI) dalam pengelolaan Akreditasi Nasional untuk pendidikan dan profesi terkait arsitektural bernama Indonesian Architectural Accreditation Board (IAAB). Lembaga ini dipersiapkan untuk mengakreditasi Perguruan-perguruan Tinggi Arsitektur agar setara secara internasional, dan dengan demikian Indonesia tidak lagi bergantung pada sistem yang diterapkan negara lain. Perjalanan proses ini memang masih relative panjang, sehingga pembahasan lanjutan terus dilakukan bersama oleh ketiga pihak hingga saat ini.
Demikian catatan progress pelaksanaan program-program dari Pengurus Nasional IAI Periode 2021-2024, yang secara intensif bekerjasama dengan IAI Provinsi, DAI, APTARI, LSP SARSI, dan berbagai stakeholder keprofesian Arsitek Indonesia. Tentu kesemuanya masih berada dalam sebuah proses perjalanan yang saling terkait/berkesinambungan dari kepengurusan-kepengurusan sebelumnya, dengan harapan pada setiap periode yang baru didapatkan penyempurnaan panduan serta milestone yang lebih jelas bagi kepengurusan selanjutnya.
Semoga Tuhan selalu memberkati upaya kita semua dalam memperkuat keprofesian Arsitek Indonesia untuk lebih baik lagi dari hari ke hari, tahun ke tahun menuju Arsitek Indonesia Madani 2045. Amin.
Ar. G. Budi Yulianto, IAI., AA
Ketua Umum 2021-2024